Harian⁷Tangsel.com | Riau -Kegiatan Mafia Tanah di Riau makin meresahkan masyarakat. Herannya sangat sulit diberi hukuman setimpal walaupun sudah terjerat hukum.Kenyataan pahit itu dirasakan pria paruh baya Lubis, Anggota Kaplingan GKPN 3 beralamat di Rimbo Panjang Kabupaten Kampar.

Saya sudah bolak balik Polsek, Polres dan akhirnya mengadu ke Propam. Sampai saat ini tersendat lagi, makanya saya tadi ingin menghubungi kuasa hukum Bang Ali Husin Nasution, SH melalui sahabatnya warga Tarai" ucap Lubis dengan nada polos.

Menyikapi itu, tokoh masyarakat Riau Dr.Elviriadi mengingatkan karakter mafia tanah harus diketahui publik.

Menyikapi itu, kepada media ini Rabu (27/3/24) tokoh masyarakat Riau Dr.Elviriadi mengingatkan karakter mafia tanah harus diketahui publik.

"Saya ingatkan kepada masyarakat Riau semua. Kita harus pahami dan pastikan gerak gerak serta karakteristik mafia tanah. Supaya bisa mengantisipasi, membongkar, mengusut dan menaklukkan mereka, "beber alumni UKM Malaysia itu.

Kepala Departemen Restorasi Gambut Majelis Nasional KAHMI itu menyebut ada setidaknya 5 Karakter Mafia Tanah.

Pertama, pura pura lugu dan bertanya tanya. Mereka orang lapangan yang jam terbang tinggi dan berpengalaman Sengaja tampil lugu supaya orang ragu, " ujar putra Meranti.

Kedua, mental baja nemanfaarkan psikologi orang kita yang malas berkelahi, menghindari konflik. Itu justru peluang bagus buat mereka menguasai tanah milik seseorang," imbuhnya.

Ketiga, Mudah mengajak pejabat terkait berkonspirasi. Bikin surat SKGR dan SHM bisa hitungan hari bahkan jam. Konspirasi mulai oknum RT, RW, Kepala Dusun, Kades, Camat, sampai BPN.

Keempat, jago Patgulipat Langsung bagi hasil ditempat dgn oknum pejabat PPATK, pakai notaris apapun bisa demi surat "aspal" keluar .Dan kelima, memanfaatkan sikap Masyarakat yg payah melapor polisi Krn perlu biaya besar, bawa saksi jauh jauh ke polres, dll.

Akhirnya, Elviriadi mengajak masyarakat bersatu padu baik melalui antisipasi maupun merangkul mahasiswa untuk mengawal demonstrasi."Accch, jangan dibiarkan. Hanya satu kata, L A W A N...! Pungkas ahli lingkungan hidup yang ikhlas gundul licin demi hutan Kampar.