Menyelami Ismeth Abdullah, Arsitek Otorita Batam, Senator Peduli Aktivis .Oleh : Elviriadi, Phd
HarianTangsel.com | Pekanbaru - Ada satu tokoh yang malang melintang sebagai aktivis mahasiswa dikala muda, birokrat tunak, arsitekur teknik, ahli infrastruktur, tapi sekaligus riuh akrab dengan dunia aktivis.
Dia berperawakan tinggi besar, murah senyum, cocok dengan beban berat misi kemanusiaan dan peradaban yang hendak ditanggung.
Ismeth Abdullah muda seorang kutu buku, senang diskusi, tetapi juga aktiv membangun gerakan jalanan mahasiswa di Ibukota Jakarta.
Ismeth langsung menyauk ilmu dari the great intelektual ketika itu. Bergaul dengan Nurcholis Madjid, Abdullah Hehamahua, Akbar Tanjung, Dawam Rahardjo, Hariman Siregar, Yusuf Kalla, Mar'i Muhammad, Adi Sasono dan tokoh muda.
Dia kemudian terpilih sebagai ketua HMI Cabang Jakarta, pas ketika organisasi pemuda Islam itu sedang "mekar" diblantika kebangsaan dan struktur kekuasaan Orde Baru
Setamat dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, tahun 1979 melanjutkan pendidikan di Economic Development Institute of the World Bank, Washington DC, Amerika Serikat.
Jauh sebelum menjabat Gubernur Kepri Pertama periode 2006 - 2010, dia ditunjuk sebagai Ketua Batam Industrial Development Authority (BIDA) atau yang lebih dikenal dengan Otorita Batam (OB9 oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 29 Juni 1998. Badan ini dibentuk oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1971. Dibawah kepemimpinan Ismeth Abdullah, Batam telah menarik lebih dari 400 Penanam Modal Asing (PMA) senilai US$ 1,4 miliar dimana jumlah perusahaan asing tersebut meningkat dua kali lebih banyak (dari 300 hingga 700) selama lima tahun, ketika Indonesia tengah pulih dari krisis ekonomi. Pencapaian ini terwujud berkat usaha ia dalam mempromosikan pelayanan BIDA yang professional dan transparan kepada seluruh pihak baik swasta maupun investor.
Sebelum mengukir prestasi di Batam, Ismeth Abdullah pernah menjadi Pimpinan Harian (Administrator) Dewan Penunjang Ekspor (Exportkspor Support Board) (Oktober 1989 hingga Juli 1998) yang merupakan badan nasional yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia dalam rangka penyediaan bantuan teknis di bidang produksi, pemasaran, dan tenaga ahli kepada Usaha Kecil dan Menengah sebagai komoditas ekspor. Selama periode kepemimpinan Ismeth Abdullah, lebih dari 1.000 Usaha Kecil dan Menengah memperoleh keuntungan atas program tersebut. Disamping itu, ia juga memiliki wawasan yang luas di berbagai sektor, dari kebijakan keuangan, termasuk empat tahun sebagai Direktur Pemasaran di Bank Bukopin, bank yang cukup kredibel di Indonesia. Kontribusi terpentingnya terhadap beberapa asosiasi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), telah membawa keseimbangan terhadap kepemimpinannya di sektor publik dan swasta. Berdasarkan pengalamannya yang cukup banyak, Ismeth Abdullah sering kali diminta untuk berbicara dalam beberapa seminar dan konferensi nasional maupun internasional.
Peduli Aktivis
Bang Ismeth, ditengah seabrek kesibukannya, selalu menyempatkan diri melayani aktivis yang datang padanya.
Suatu pagi saya datang menghadapnya di ruang ketua Otorita Batam. "Kakakmu dimana adinda Elv? Saya pun menjawab, honor guru di SMA 1 Selatpanjang. "ya udah, disini aja, kakakmu kan Putri daerah. Sampai sekarang kakak saya bekerja di Otorita Batam.
Selain itu, semua tamu yang datang ke Batam selalu dihormati dan di "sangu" sesuai kemampuan nya. Aktivis yang datang selalu pulang dengan puas. Sebagai masalah yang disampaikan selalu ingin beliau bantu. Saya waktu itu yang bingung untuk kemana setelah baru tamat Fakultas Perikanan Unri, dengan sepenuh hati didorongnya berkiprah. "Bismillah Elv....kamu bakalan jadi orang hebat, saya selalu ingat petuahnya 25 tahun lalu.
Bahkan ketika ibu saya Alm Nurani meninggal dunia di rumah kak Omi (yang kerja di Otorita Batam) beliau lah yang membantu meminjam kan boat pemprov Kepri agar jenezah dapat dimakamkan di kampung halaman Selatpanjang.
Kini diusia yang tak lagi muda, beliau dipercayai rakyat Kepri untuk menjadi senator, Anggota DPD RI. Saya yakin, didampingi Kohati Kak Aidha Malika (putra Gubernur Riau pertama), saya yakin perjuangan bang Ismeth tetap membuncah gelora. Selamat berjuang kakandaku. Jadikan senator rumah kedua rakyat, tempat mengadu nasib yang tak menentu. Pengalaman sebagai ekonom World Bank, peniup Ruh UMKM, arsitek Otorita Batam, peduli aktivis, dan nurani yang peka, sudah cukup untuk menjadi (becoming) senator yang didamba. Adinda mu terus meneladani, jejak juangmu yang mengharumkan negeri, martabatkan NKRI.
Elviriadi adalah penulis belasan buku, cerpen dan lebih dikenal sebagai ahli lingkungan hidup dan kehutanan
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow