Oleh : Elviriadi, Ph.D

(PP Muhammadiyah)

Zaman telah berubah. Generasi dan pemuda ideologis prakemerdekaan (the funding father), hingga Orde Reformasitelah bertukar. Muncul kini pemuda milenial yang disebutGen Z.

Tapi yang tak bisa berubah adalahpesan’ dan petuah menitikehidupan. Begitulah sejarah selalu memberi arah. Siapa yang melegenda tersebab karya, siapa yang didamba lantarantaqwa, dan siapa yang pantas dihina. Apatahlah lagi, islamsebagai agama yang tsumul, memberi rambu dan petunjuk. Sebuah mata air kecemerlangan yang memancar deras dariAlquran dan sunnah Nabi saw yang mulia.

Maka karakter karakter besar, layaknya dimiliki Generasiawal dakwah islam hingga tabiin dan pengikutnya yang setia, dengan mudah dapat dibaca dari rekaman sejarah. Pemudapemudi yang survive dari terpaan zaman, merecup dalamputik kemenangan, hanyalah dia yang meangkap isyarat addienul Islam. Sifat-sifat percaya diri, terbuka, kepeloporan, keteladanan, memengaruhi keadaan, dan membawa perubahanadalah antara penanda pemuda Islam dambaan.

Sayang sekali, dihari ini zaman beralih generasi berganti, pemuda pemuda kita sering melakukan sebaliknya Akibathantaman globalisasi, sihir android, pelbagai teknologimodern, justru menghasilkan watak dan fakta sosial yang kontrakdiksi, potret pemuda galau, selfish, apatis, malas berfikir, dan terombang ambing.  

Kemajuan media telekomunikasi, kelancaran inter-koneksiroom-less, malah melahirkan ketidak percayaan diri, tertutup, mengekor, takut dipengaruhi, dan takut perubahan. 'Dien ilahi' yang dahsyat menjadi lemah dan kerdil karena ulah kitasendiri.

Apa yang yang bisa diharapkan dan diciptakan, apabilapemuda hari ini tidak lagi berjuang membuka wacanabagaimana bisa memengaruhi, merubah, mangajak, dan memelopori kebajikan kepada pihak luar; melainkanmengembangkan karakter tidak percaya diri, menutup diri, takut dipengaruhi dan dirubah, pasif dan defensif? 

Karakter umat dakwah, para pemuda pemudi Islam, telahberubah menjadi umat mad'u, dari fa'il menjadi maf'ul, darisubjek menjadi objek dari aktor menjadi pion orang lain

Bagi seorang pemuda da’i, menyeru manusia agar mengikutisabilillah banyak sekali tantangannya. Dari dalam diri sendiriyang berupa kabodohan, kebakhilan, kemalasan, hawa nafsu, egosime, dan sebagainya; dari keluarganya yang mungkinmerasa terbebani dan kurang diperhatikan; dari orang-orang yang bertentangan keyakinan hidupnya yang senantiasamemusuhi para penyeru kepada Jalan Allah; bahkan darimakhuk ghiab berupa pasukan syaitan anak cucunya Iblis.

Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap nabi ada musuh-musuhnya, yaitu syaithan-syaithan dari golongan Jin dan golongan Manusia..” (An nahl : 112)

Kewajiban menyeru manusia ke Jalan Allah pada dasarnyaadalah kewajiban manusia-manusia pilihan, yaitu tugas para rasul Allah. Kemudian kewajiban itu disharing dan dilanjutkan oleh para pengikutnya sebagai konsekwensikeimanan mengikuti jalan para Rasul.

Namun begitu, tantangan global semakin besar tidak mungkindihadapi dengan sendirian, ataupun dengan keegoisan. Pemuda pemudi Islam harus berbagi peran. Dengan merekat, merakit, dan meroketkan prestasi akademik (uswah), keseimbangan tugas (tawwazun) dan kerelaan berjuang.

Pemuda islam yang demikian, dia tetaplah istiqamah walaugelombang lautan menghantam biduk, komitmennya takmudah goyah kendati ditawari materi berlimpah, pergaulanyang luwes dilakoni tetapi idealisme suci dijunjung tinggi. Kawannya fokus game online sampai teriak teriak dan memaki, dia berfikir dan terus berinovasi. Tidaklah dia kuasaiteknologi untuk mencampakkan masa depan diri, tetapidengan memanfaatkan teknologi itu, ilmu dan aqidahnyabertambah kuat. Iman dan penguasaan ilmu dan teknologi, dibawanya ke dalam persaingan dunia global

Pemuda Islam Dambaan, yang dibajai dengan iman dan disemai dengan teknologi plus tauhid, memunculkan watakAshabun wa Hawariyun dalam arti pemuda yang mengikhlaskan diri untuk menjadi pembelajar, pengamal, pendakwah, dan pembela Islam, tanpa diminta serta siapkapan dan dimanapun juga. Dalam pada itu, tumbuh pula jiwaMujaddid yang dilandasi wawasan dan daya intervensi yang luas dalam meneropong masa depan. Disertai pula kemampuan menganalisa dan merumuskan masalah sertametodologis yang kuat sehingga dapat menangkap dan memahami kebenaran, mengkonseptualisasi dan mengaktualisasi peran islam di pentas dunia global.

Dia tanggap terhadap berbagai perkembangan sosial-politikterutama Pilpres 2024 yang tinggal beberapa hari lagi. Tidakmudha terkesima dengan gestuur, postur dan drama politikyang bikin nyilu akhir akhir ini.