Hariantangsel.com | Olahraga  - Petinju Filipina Manny Pacquiao harus melupakan mimpinya bertarung di Olimpiade Paris 2024. Kegagalan tersebut akibat aturan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Di usianya yang kini menginjak 45 tahun, Pacquiao memiliki niat untuk bertanding di pesta olahraga tersebut empat tahunan itu.

IOC enggan mengubah aturan. Di mana petinju yang bisa berlaga maksimal berusia 40 tahun. Batasan usia itu mulai diberlakukan di Olimpiade Rio 2016 setelah diubah pada 2013.

Sebelumnya, batasan usia untuk petinju yang ingin tampil di ajang olimpiade adalah 24 tahun. Sebenarnya, petinju berjuluk Pacman itu bisa saja berlaga pada Olimpiade Rio 2016.

Tapi, di tahun tersebut, Pacman memilih jadi politikus di negaranya dengan menjadi Senator. Jika diizinkan, Pacquiao bisa mendapatkan tiket cumacuma untuk berlaga di Paris.

Secara efektif, tiket cuma-cuma itu dialokasikan untuk negara-negara dengan jumlah petinju yang lebih sedikit di Olimpiade.

Terpisah, Presiden Komite Olimpiade Filipina Abraham Tolentino menyayangkan penolakan terhadap Pacquaio.

“Padahal, ini bisa saja jadi podium atau medali emas pertama Olimpiade bagi negara ini dari cabang olahraga tinju,” kata Tolentino.

Kendati demikian, dia memastikan, Filipina mematuhi aturan yang ditetapkan IOC.

“Laga Pacquiao di Paris seharusnya bisa menjadi sebuah ‘blockbuster tambahan’ untuk Olimpiade Paris. Tapi, kita harus mengikuti aturan yang ditetapkan,” tambahnya.

Manny Pacquiao, yang pensiun dari tinju profesional pada 2021 sempat aktif di dunia politik. Dia maju dalam pemilihan Presiden Filipina pada 2021, tetapi dikalahkan Ferdinand Marcos Jr.