HarianTangsel.com| Riau-Ratusan pemilik lahan Eks Gabungan Koperasi Pegawai Negeri Sipil (GKPN) Unit 3 Rimbo Panjang mendesak Panitia Pengadaan Tanah Tol Pekanbaru Rengat blokir surat.

Hal itu mencuat dalam rapat konsolidasi waspada mafia tanah sejumlah pemilik lahan eks GKPN 3 di Salah Satu Cafee Jl. Arifin Ahmad Pekanbaru Senin (26/2/24).

Tampak hadir Prof Dr.Adrianto Ahmad, Elvis, Ratna dan rekan rekannya serius membahas nasib tanah mereka yang belum dipanggil panitia Tol.

"Kami tanya kenapa lahan kami tidak kunjung dipanggil, kata panitia ada tumpang tindih, " terang Elvis dengan hati penasaran.

Awalnya, tanah eks GKPN 3 dibayar secara mencicil sehingga lunas dengan lokasi di Rimbo Panjang.

Informasi yang diterima kru redaksi dari peserta rapat kemarin (26/2) tanah yang mereka tempati tiba tiba diklaim berada di Desa Tarai Bangun. 
"jelas alamat kita di Rimbo Panjang, eeh tau taunya berubah jadi Tarai Bangun. Ada pula orang orang buat kolompok kelompok untuk mengambil lahan kami. Bahkan kolega kami pak Lubis mengalami kekerasan dan perusakan fasilitas sehingga melapor ke Polres Kampar, " imbuh yang lainnya.

Mengantisipasi kegiatan mafia tanah seperti yang sedang ditangani Satreskrim Polres Kampar,  rapat konsolidasi Eks GKPN sepakat mendesak Panitia Tol Memblokir jika ada surat tanah yang muncul selain atas nama eks GKPN Unit 3.

Dihubungi terpisah, pakar lingkungan hidup UIN Suska Riau mendedahkan ada hal janggal dalam kasus Eks GKPN tersebut.

"Lho kenapa ada perluasan areal Desa Tarai Bangun? Apa ada konflik horizontal klaim penduduk Rimbo Panjang vs penduduk Tarai Bangun. Kan harus ada landasan konstitusional dan keadaan darurat, " ujarnya heran.

Elviriadi yang kerap menjadi ahli dipengadilan itu menjelaskan perluasan administrasi tidak menghapus hak keperdataan

"Jadi okelah udah telanjur diperluas areal Desa. Tapi hak keperdataan, hak milik sseorang atas tanah tidak gugur lah. Harus tetap diakui oleh Pejabat yang baru. Kalau tiba tiba muncul surat baru ini jelas ada man srea (motif kriminal). Memang itulah jurus jurus para mafia tanah di Riau ini. Saya sudah sering ketemu yang beginian, "pungkas putra Selatpanjang yang ikhlas gundul pacul di hutan tropis.***