Harian Tangsel.com | Riau - Pesantren sebagai sarana menyiapkan insan bertaqwa sejalan dengan Visi Riau mewujudkan masyarakat melayu yang agamis.

Untuk itulah, kH. Hasanuddin putra melayu Riau berjuang mewujudkan sebuah pondok pesantren di Simpang Benar Duri Bengkalis 

Upaya tak kenal lelah sang Kyai alumni Salatiah kota Makkah , ingin mengembangkan aseet umat untuk kegemilangan islam dan kesejahteraan santri pondok.

Akhirnya, Allah swt membuka jalan dengan dipertemukan tokoh muda Asal Rantau Kopar Zulkifli.

Zulkifli tokoh muda pemberani pernah mbela asset hutan negara yang ingin dikuasai cukong. Tokoh muda Zul juga berani mengharungi segala resiko membela kampungnya Rantau Kopar. Pihak Kementerian LHK yang mematok kampung halamannya diusir. Tampaknya karakter Zul mirip karakter KH Hasan yang berani membela negeri Bengkalis dan mengembangkan usaha pesantren di sektor perkebunan, kehutanan serta memperluas gedung dan tanah.

Nasib mujur, dari Zul, selanjutnya pak Kyai Hasan dipertemukan dangan pakar lingkungan Dr.Elviriadi al Selat Panjang.

"Ya, insyaAllah besok kanda Doktor turun ke pondok, langsung ke Duri , "Beliau ada telpon saya semalam sekitar jam 15.00, " ucap Zulkifli kepada Harian Tangsel.com Rabu (24/1/24).

Dihubungi terpisah, pakar lingkungan Dr.Elviriadi membenarkan info tersebut.

"Jangan kita sia siakan. Luas daratan Riau harus dimanfaatkan untuk bekal akhirat. Kita bangun pondok pesantren terbesar di Asia Tenggara. Dilahan seluas 1000 hektar dengan konsep  ecosufi. Full Green. Pondok pesantren yang ditata artistik, ada wisata alam, fauna flora kita rawat, cuaca sejuk nyaman. Pesantren dengan gaya futuristik klasik bersahabat alam nan rindang. Sebagai percontohan dunia internasional. Sebagai bekal amal jariah yang terus mengalir walau badan berkalang tanah. Tak ada yang sulit bagi Allah. MaasyaAllahu kaan Wamaa lam yasya'lam yakun, " pungkas Elviriadi yang  6,5 tahun gundul plontos demi hutan Duri.