Hariantangsel.com | NasionalPraktik kecurangan oleh oknum Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kembali terungkap. Sejumlah warga di Bekasi Selatan menggeruduk sebuah SPBU, lantaran motor mereka mogok usai mengisi bensin di tempat itu. Diketahui, bensin yang dibeli ternyata bercampur dengan air.

Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Regional Jawa Barat dan Banten Eko Kristiawan mengakui adanya laporan kendaraan bermotor mogok usai mengisi bahan bakar di SPBU yang dikelola swasta, di Jalan Juanda Nomor 100, Kota Bekasi.

Menurut dia, pihaknya juga telah menerima laporan dari pihak pengelola, soal keluhan konsumen terkait BBM jenis pertalite yang tercampur air.

“Saat ini, SPBU telah menghentikan operasi penyaluran dan melakukan pengecekan seluruh tangki di SPBU. Pihak SPBU akan bertanggung jawab, serta mengganti kerusakan dan meng­ganti BBM konsumen,” ujar Eko di Jakarta, Senin (26/3/2024).

Menurutnya, SPBU tersebut akan menghentikan operasi se­mentara, sambil menyelesaikan seluruh persoalan yang terjadi.

“Pertamina menjamin kelan­caran distribusi dan ketersediaan stok BBM bagi masyarakat, utamanya di wilayah kota Bekasi dan sekitarnya,” cetusnya.

Sementara, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus menyatakan, pihaknya masih menyelidiki dugaan bahan bakar jenis pertalite yang tercampur air di SPBU Pertamina di Bekasi Selatan. Pihaknya telah men­gambil sampel bahan bakar dari SPBU tersebut.

“Tadi malam, anggota Unit Krimsus sudah cek TKP dan mengamankan sampel BBM yang diduga bercampur dengan air,” ujar Firdaus di Bekasi, Selasa (26/3/2024).

Diketahui, sebanyak 12 motor dan 2 unit mobil yang mogok usai mengisi bensin di SPBU tersebut. Selanjutnya, kata Firdaus, sampel bahan bakar yang diamankan akan dicek di Puslabfor untuk diteliti lebih dalam.

“Kami akan koordinasi den­gan Pertamina dan mengir­imkan sampel BBM diduga bercampur air untuk diperiksa di Laboratorium Pertamina. Kami akan melakukan investi­gasi bersama untuk mencari tahu penyebab tercampurnya BBM dengan air,” jelas dia.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) ber­janji akan mengintensifkan pengawasan terhadap layanan konsumen di SPBU, sebagai langkah pencegahan terhadap potensi kecurangan meteran dispenser BBM jelang musim mudik Lebaran 2024.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta para pelaku menghentikan aksinya, karena pihaknya akan memeriksa semua SPBU untuk memastikan pemudik tidak dirugikan.

Menurutnya, praktik kecurangan pada meteran BBM di SPBU bisa membuat pemudik membayar lebih dari yang se­harusnya. Selain berdampak secara finansial, hal ini juga bisa memperlambat perjalanan dan meningkatkan risiko kecelakaan atau insiden di jalan.

Misalnya, saya isi bensin 20 liter Jakarta-Bandung, hitungan saya sampai. Tiba-tiba karena curang, isinya hanya 10 liter atau separuh jalan habis, kan menyusahkan orang,” tutur dia.

Di media sosial X, netizen juga mengecam praktik ke­curangan yang dilakukan oknum SPBU. Selain merugikan warga yang telanjur membeli, bahan lain yang dicampurkan ke bensin juga dapat merusak kendaraan.

Akun @Errorpasbutuh menu­turkan, SPBU di Bekasi Selatan itu sudah lama dicurigai berbuat curang. Pasalnya, sering ada ke­luhan dari pemotor yang mengisi bensin di SPBU tersebut.

“Ini SPBU dari dulu emang problematik, sudah bertahun tahun masalahnya sama; bensin kena campur air yang entah dari mana,” ujarnya.

Senada, akun @adityap­tra menyatakan bensin bercam­pur air, sudah menjadi rahasia umum.

“Pernah ketemu mas-mas yang motornya mati, pas dicek bensinnya isi air padahal abis beli full tank di SPBU. Kalau begini tandain aja SPBU-nya,” cuitnya.

Akun @rsyarief menegaskan, SPBU harus bertanggung jawab jika bensin yang mereka jual tercampur air.

“Sebenarnya, SPBU bisa men­deteksi apakah BBM di tangki pendamnya terkontaminasi ba­han lain atau tidak, jika SPBU itu mematuhi prosedur Q&Q. SPBU yang Q&Q-nya ketat, pasti memiliki logbook yang terupdate. Coba sesekali cek logbook di SPBU langganan, agar kita merasa aman terhadap takaran dan mutu BBM nya!” terangnya.

Sedangkan akun @TampubolonTjoki menyebutkan, peng­gunaan air di truk tangki SPBU adalah hal yang lazim, asalkan air itu tidak terbawa hingga ke tangki kendaraan konsumen.

“Semua truk tangki pengang­kut BBM menggunakan air. Jadi di SPBU ada batas jual dalam tangki tanam. Tapi air tidak boleh terbawa ke konsumen. Ada ambang batasnya juga,” tulisnya.

Akun @JustNobunaga ber­pendapat, masalah bensin yang tercampur air seharusnya bisa dihindari.

“Bisa jadi ini kelalaian supervisor SPBU pas waktu bongkaran nih, tangki mobil Pertaminanya mungkin nggak dicek pakai pasta air sebelum dibong­kar,” katanya.

Akun @FandomID_ mengaku pernah mengalami hal se­rupa.